Minggu, 04 Desember 2011

Cerbung - Pelangi & Matahari _ Part 6 *Pelarian*

Haaiiii gue bawa part 6nya nih!! Penasaran kaaannn sama kisah selanjutnya? Gimana yaaa kisah Rio dan Ify selanjutnya? Apakah mereka masih tetep diem-dieman? Atau mungkin mereka udah akrab lagi? Yaudah langsung aja yuk baca! CEKIDOOTTT!!!


***


Hari ini Bu Intan gak masuk, dan diganti dengan pelajaran kesenian, Pak Andik. Kamu sedang menunggu giliran bernyanyi di depan kelas. Pak Andik mengambil nilai kesenian kami. Matahari benar-benar tidak bersahabat, sedari pagi mending menggelantung manja di langit, membuatnya menjadi kelabu. Sepertinya ia tau apa yang sedang gue rasakan. Gue masih shock dengan kejadian hari Minggu kemaren. Emang sih gue deket sama Rio, tapi gue bukan pacar Rio dan dia juga gak pernah nembak gue. Tapi setelah tau dia jalan sama cewek lain, hati gue serasa teriris.

"Hey jangan ngelamun! Ntar kesambet lho" seru Zahra menyenggol sikutku

"Eh....iya....iya..." jawab gue lalu fokus mencatat lagi

"Emm....lo lagi mikirin dia ya?" tanya Zahra setengaj berbisik

"Iya. Dia cuek ke gue, seperti gak kenal sama gue. Tadi aja ketemu di gerbang depan gak nyapa gue sama sekali" jawab gue cemberut

"Udah lupai aja, gak usah mikirin dia. Masih banyak kok cowok di dunia ini" nasihat Zahra sok bijak

"Ify, sekarang giliran kamu bernyanyi" tiba-tiba Pak Andik memanggil nama gue. Gue refleks kaget.

"Iya pak" gue pun maju ke depan kelas

"Kamu mau nyanyi lagu apa?" tanya Pak Andik

"Aduh nyanyi apa ya...." jawab gue bingung

"Kamu gimana sih? Dari tadi kamu belum mempersiapkan lagu yang kamu nyanyikan?" tanyanya. Tiba-tiba aja gue teringat saat melihat bintang bersama Rio.

"Pelangi di Tengah Bintang, lagunya Sherina" jawab gue. Gue menyanyikan lagu itu sambil sesekali menatap Rio. Ternyata dia juga menatap gue. Tapi saat mata kami beradu, dia langsung menunduk.

"Fy, penghayatan kamu terhadap lagu itu bagus sekali, suara kamu juga sangat merdu" kata Pak Andik memuji gue saat gue mengakhiri lagu itu

"Terima kasih pak. Mungkin karena memang itu yang sedang saya rasakan pak" jawab gue lalu kembali ke tempat duduk

"Fy, gue suka waktu lo nyanyi tadi. Keren banget" puji Zahra

"Makasih" jawab gue datar

"Kalo boleh tau, sebenernya lagu tadi buat siapa?" tanya Zahra

"Su cowok perfect yang brengsek itu" jawab gue kesal

"Oh sorry, gue gak maksud" katanya

"Iya gapapa kok" jawab gue

Siangnya gue pulang sendiri naik taxi. Kak Gabriel gabisa jemput. Gue jadi inget Rio, padahal dulu dia suka nawarin gue pulang bareng. Sekarang engga. Saat gue lagi jalan menuju gerbang sekolah, gue ngeliat Rio pulang bareng Oik, dan dia pun sempat melihat gue. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan, tapi gue gatau apa itu.


***


"Fy, tadi siang lo pulang naik apa?" tanya Kak Gabriel tiba-tiba masuk ke kamar gue

"Naik taxi. Kak, besok gue dijemput kan?"

"Pastilah. Eh kok lo suntuk gitu sih? Lo lagi punya problem ya?" tanya Kak Gabriel. Gue hanya mengangguk.

"Kenapa? Cerita dong, kalo bisa gue bantuin deh" tawarnya

"Gue gak yakkin lo bisa bantu" kata gue

"Ah meremehkan sekali kau ini" katanya kesal

"Sejak kapan jadi orang batak?" tanya gue sambil meledek. Gue dan Kak Gabriel pun tertawa.

"Masalah Rio kak" ucap gue mulai bercerita

"Kenapa dia?" tanya Kak Gabriel

"Gue suka sama dia. Tapi udah dua bulan ini dia punya cewek. Dan dia gak pernah ngajak gue ngobrol. Gue termakan kata-kata manisnya saat kita masih akrab dulu" jelas gue sedih

"Kurang ajar! Berani-beraninya dia nyakitin adek gue. Udah Fy, lo gausah mikirin cowok kayak dia lagi! Cowok di dunia ini masih banyak" kata Kak Gabriel tak kalah sewot

"Iya sih, tapi dia unik kak. Dia bisa memenangkan hati gue. Dan sepertinya dia adalah true love gue kak" kata gue sambil menahan air mata yang mau jatu. Kak Gabriel hanya mendesah. Dia lalu menatap ke langit dari jendela kamar.

"Ada bintang jatuh tuh Fy" katanya. Tak terasa air mata gue jatuh. Gue keinget kenangan bersama Rio saat itu. Kak Gabriel yang melihat gue sedih pun langsung meluk gue.

"Lo kenapa? Jangan nangis dong" katanya pelan sambil membelai rambut gue

"Gue inget Rio kak, dulu gue pernah liat bintang jatuh bareng Rio" jawab gue sambil menangis

"Seperti kata pepatah, mencintai tak harus memiliki" ucap Kak Gabriel bijak, lalu melepas pelukannya. Bener kata Kak Gabriel. Gue harus berbesar hati melihat dia bahagia sama cewek lain.


***


"Duuaarrr!!" Rio mengagetkan Zahra dengan menepuk pundak Zahra

"Apaan sih lo Yo? Kurang kerjaan banget ngagetin gue!" bentak Zahra

"Selow dong. Eh ntar malem dinner yuk" ajak Rio pada Zahra

"Gak. Gue gak mau, lagian kenapa gak ajak Oik aja?" kata Zahra sinis

"Ya ogahlah gue, gue kan kemarin baru mutusin dia" kata Rio

"Putus? Mau lo putus mau lo nyambung juga gue gak mau pergi sama lo" ucap Zahra sebel

"Yaudah kalo gak mau" kata Rio santai lalu pergi. Zahra pun menghampiri gue.

"Fy, sorry banget ya" kata Zahra dengan rasa gelisah yang bisa ditebak dari sorot matanya

"Kenapa minta maaf? Lo kan emang gak salah. Selow aja" kata gue

"Tapi sumpah, gue gaenak banget sama lo" katanya

"Gue gapapa, ngerti?" tanya gue

"Beneran? Yaudah ya, sorry banget" katanya lagi. Sebenernya sih gue agak jealous sama Zahra. Tapi itu kan bukan maunya Zahra. Rio aja yang kegatelan. Gue jadi risih waktu Zahra minta maaf. Kayaknya dia ngerasa bersalah banget. Tapi ya udahlah biarin aja. Gue gak boleh jealous sama dia.


***


"Jadi sekarang, untuk membuat kliping ini, akan dibagi menjadi 5 kelompok. Satu kelompok terdiri dari delapan anak. Pembagian kelompok dengan cara diundi" Bu Ririn menjelaskan. Anak-anak mengambil undian, majunya dua-dua dari urutan absen tengah dengan absen paling belakang. Lagi-lagi Rio berpasangan dengan Zahra. Gue jealous lagi.

"Cciiieee ada pasangan baru nih" kata anak-anak cowok

"Jangan gitu dong, ntar ada yang cemburu lho" sindir Irsyad sambil ngelirik gue. Rio hanya senyam-senyum diledekin dengan Zahra. Gue jadi tambah bete saat mengetahui mereka jadi satu kelompok. Apalagi anak-anak menyoraki mereka habis-habisan. Ingin rasanya gue memberontak. Tapi gabisa

"Fy, sorry..gue....." kata Zahra tersendat-sendat sambil menghampiri gue

"Udahlah Ra, gue gapapa kok" jawab gue membohongi diri gue sendiri

"Tapi gue gaenak banget sama lo. Sorry" katanya lagi

"Kalo lo terus bilang sorry, gue akan marah sama lo" ancam gue

"Tapi lo gak marah kan?" tanyanya lagi

"Engga kok" jawab gue.

Saat istirahat gue menghindar dari Zahra. Shilla mengikuti gue. Sepertinya dia ngerti apa yang sedang gue rasain. Gue memutuskan untuk berdiam diri di perpustakaan sambil membaca buku, meski sebenernya gue gak fokus bacanya. Gimana bisa konsen, gue masih kepikiran kejadian tadi.

"Gue tau kok apa yang lo rasain" kata Shilla pelan. Lalu duduk disamping gue. Gue hanya diam tak menyahut.

"Dulu gue juga pernah di posisi lo" lanjutnya

"Maksud lo?" tanya gue bingung

"Gue sebel kalo Riko ngegodain Zahra. Gue jealous banget sama dia. Gue juga bete banget sebenernya, tapi yaudah lah, gue gak mau bahas itu lagi. Bikin gue tambah stres" jelas Shilla

"Kadang gue mikir kenapa Zahra itu selalu ngerebut gebetan temen. Tapi gue sadar itu bukan maunya dia, dia emang cantik kok" lanjutnya

"Hmm" gue hanya tersenyum


***

Siangnya pas pulang sekolah, gue gak langsung pulang ke rumah. Gue mampir ke caffe dulu. Biasalah, refreshing dulu.

"Hai Ify" sapa seseorang

"Eh kak Alvin"

"Boleh kan gue duduk sini? Lagi bere nih, mau menyendiri tapi kalo sendiri jadi boring" kata kak Alvin

"Boleh kok. Duduk aja kak" kata gue. Kak Alvin adalah kakak kelas gue dan juga pengurus ekskul yang gue ikutin. Dia cowok yang baik dan ramah.

"Lo ngapain kesini? Sendirian lagi" tanya kak Alvin

"Lagi bete aja kak" jawab gue

"Kenapa? Bukannya gue mau ikut campur lho"

"Gak, gapapa kok. Boleh gak gue cerita?" tanya gue

"Dengan senang hati" jawabnya

Gue lalu nyeritain masalah gue ke kak Alvin. Sesekali dia ngajak gue untuk tertawa dengan leluconnya itu. Biar gue gak terlalu mikirin masalah melulu katanya. Gue seneng banget karena hari ini gue ketemu kak Alvin. Anaknya baik banget, ramah, dan juga manis. Pokoknya enak banget diajak bicara.

Gue kok jadi seneng banget sama kak Alvin ya? Apa jangan-jangan gue suka sama dia? Hmm maybe... Tapi kalo bener malah bagus. Jadi gue gak usah sedih gara-gara Rio sama Zahra. So, gue gak perlu ngorbanin persahabatn gue gara-gara cowok brengsek itu. Tapi bagaimana jika perasaan gue ke Rio balik lagi suatu saat nanti? Artinya kak Alvin hanya akan menjadi pelarian gue aja dong!? Ah pusing!


***


- Ciiee Ify nyanyiin lagu buat Rio :3
- Woowww Ify jealous liat Rio sama Zahra satu kelompok :'O
- Hhmmm apa bener ya Ify suka sama Alvin? Atau Alvin cuma jadi pelariannya aja? :o
Penasaran kan?? Makanya tunggu aja part selanjutnya! See you next time~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar