Rabu, 30 November 2011

Cerbung - Pelangi & Matahari _ Part 4 *Ssttt.....Bolos yuk!*

Sorry ya kalo gue ngepostnya lama! Maklum, kemaren lagi sibuk sama tugas. Makanya kaga ngepost part 4 :|
Dan sekarang gue post nih part 4nyaa.. Baca ya :D
CEKIDOT!!!


***


Tok....tok....tok....

"Non, bangun Non, sudah siang" kata Mbok Yum membangunkan gue yang enak-enak lagi tidur

Gue mengucek mata sesaat sambil meregangkan tangan dan kaki gue, mengumpulkan tenaga untuk bangun. Sebenernya sih gue males banget buat bangun.

"Kok sepi sih mbok?" tanya gue sambil memposisikan duduk ditempat tidur

"Iya, Nyonya pergi ke Bandung. Katanya me.... meet....meeting. Trus kalo Den Gabriel sudah berangkat ke kampus" jawab Mbok Yum

"Bagus deh kalo gitu" kata gue

"Bagus apanya, Non?" tanya Mbok Yum

"Ya bagus, jadi aku bisa bolos sekolah. Lagi males banget sih Mbok" kata gue sambil menguap

"Kok bolos sih Non? Ntar dimarahin Nyonya lho" kata Mbok Yum

"Ya kalo Mbok Yum gak bilang mama sih gak bakal ada yang marahin" jawab gue enteng

"Yaudah, kalo gitu Mbok gak akan bilang Nyonya" jawab Mbok Yum polos. Kemudian Mbok Yum keluar dari kamar gue dan pergi ke dapur. Mbok Yum sudah bertahun-tahun ikut mama. Dia tidak punya anak, namun dia menganggapku seperti anaknya sendiri. Dia tinggal di rumah ini bersama Mang Udin, suaminya yang bertugas menjaga kebun.

Gue melamun diatas kasur. Kejadian semalem bener-bener bikin gue shock, bahkan gue ngerasa cinta gue buat Cakka layu seketika sebelum berkembang. Gue sengaja bolos sekolah gara-gara itu. Gue belum siap bertemu Cakka, lebih tepatnya gue belum siap menerima kenyataan bahwa Cakka sudah punya pacar. Ah, seperti apa ya gadis itu. Secantik apa sih dia sampai Cakka mau menjadi pacarnya.

Tiba-tiba ponsel gue berbunyi.

"Halo..." kata gue mengangkat telpon dengan ragu

"Fy, lo kenapa gak masuk? Sakit?" tanya seseorang diseberang sana. Ternyata dia Rio.

'Ah Rio, kenapa lo tiba-tiba jadi perhatian gini.. Seandainya yang berbuat seperti ini Cakka, gue pasti bakal jungkir balik kegirangan' batin gue

"Fy..."

"Eh iya, engga-enggak gue gapapa kok Yo, cuma agak kecapekan aja. Badan gue pegel-pegel" jawab gue bohong

"Oh yaudah lo istirahat aja" kata Rio

"Hmm gak ada lo kelas jadi sepi nih, membosankan" lanjutnya. Wajah gue memanas mendengar pengakuan Rio, entah itu jujur atau gombal sekalipun.

"Dasar gombal" jawab gue

"Eh tau gak, sekarang gue lagi dimana?" tanya Rio kemudian

"Di kelas kan?" tebak gue sekenanya yang saat itu juga gue sesali karna gak ada sedikit pun suara ramai diujung sana

"Gue lagi kepanasan nih di depan rumah lo" jawab Rio enteng

"What?" gue langsung loncat dari kasur dan melihat keluar jendela. Dibawah ada Rio yang melambaikan tangannya ke atas. Gila, Rio beneran di depan rumah gue? Gak tau kenapa meski gue kaget banget, tapi hati gue berbunga-bunga. Gue pun segera keluar dari kamar dan turun ke bawah menemui Rio.

"Rio.." pekik gue setelah berada di depannya. Rio tersenyum.

"Emm gue boleh masuk?" tanya nya

"Bolehlaahh, yuk.." ajak gue. Gue pun mempersilahkan Rio masuk. Gue dan Rio duduk diruang tamu. Kami mengobrol tentang apa saja diruang tamu. Gue baru sadar terntara Rio pintar, wawasannya luas dan dia sama sekali gak sombong seperti saat pertama kali kita bertemu.

"Eh toilet dimana Fy? Gue mau numpang ganti baju dong, ntar dikira bolos lagi" ucap Rio seketika

"Yeee emang kenyataannya lo bolos kan" jawab gue

"Sstt.. Diem-diem aje"

Gue pun menunjukkan letak toilet. Rio pun segera menuju toilet untuk ganti baju. Setelah beberapa lama, Rio datang menghampiri gue dengan pakaian biasa, bukan seragam lagi.

"Eh, lo ganti baju juga sana. Trus kita jalan deh. Mau gak?" ucap Rio

"Hmmm oke, gue ganti baju dulu ya" gue pun segera menuju ke kamar gue untuk ganti baju. Dengan kaos putih berlengan pendek dipadu dengan blue jeans dan sepatu boots gue siap jalan-jalan bareng Rio. Tak lupa gue memoleskan lip gloss biar bibir gue keliatan lebih segar. Setelah selesai, gue pun turun dan menemui Rio yang udah menunggu di bawah.

"Yuk jalan" ajaknya

Setelah sebelumnya pamit ke Mbok Yum, gue dan Rio segera meluncur pergi ke tempat yang telah kami sepakati. Yaitu TIMEZONE.


***


Setelah puas main di TIMEZONE, kami membeli es krim di Florench. Kenikmatan es krim dengan rasa coklat dan ada taburan kacang diatasnya membuat hari ini terasa lebih special.

"Fy, lo suka kelinci gak? Gimana kalo nanti kita ke Rabbito Shop?" tanya Rio

"Suka. Tapi kadang-kadang gue takut. Tapi ide lo bagus juga, gue belum pernah mengunjungi tempat itu" ucap gue menyetujui

Sesuai namanya, di Rabbito Shop terdapat beraneka jenis kelinci. Gue mengamati kelinci itu satu persatu, ada satu jenis yang paling gue suka. Menurut penjelasan Rio, itu sejenis kelinci anggora, tubuhnya kecil, bulunya putih dan sangat lembut,  sangat kontras dengan matanya yang berwarna merah. Sangat cantik dan menggemaskan. Setelah puas mengamati kelinci-kelinci yang cantik itu, kami menelusuri taman bunga yang letaknya gak jauh dari Rabbito Shop.

"Ini tempat gue kalo lagi sedih Fy" ucap Rio ke gue

"Setelah dari sini, segala masalah gue seakan mudah gue atasi. Taman ini sangat cocok untuk menghilangkan stres" lanjutnya


Tes....tes....tes....


Tiba-tiba hujan turun. Padahal matahari masih bersinar dengan terangnya. Kami segera berteduh di bawah pohon yang sangat rindang sambil memerhatikan titik-titik air itu membasahi tanah. Gak lama kemudian hujan pun berhenti.

"Liat Fy, ada pelangi disana" Rio menunjuk ke langit utara, tampat semburat garis berwarna-warni melengkung dengan indahnya. Gue ikut mendongakkan kepala ke atas, ternyata benar ada pelangi di langit utara.

"Cantik" gumam gue perlahan

"Tau gak pelangi itu seperti apa?" tanya Rio

"Gak tau. Emang apa?"

"Pelangi itu seperti seorang kekasih. Pelangi memberikan keindahannya sesaat, lalu menghilang. Berbeda dengan matahari. Matahari itu seperti seorang sahabat yang selalu menyinari kita, yang selalu mendukung kita, kapanpun, dan dimanapun kita berada" jelas Rio. Gue terkesiap mendengar penjelasan Rio.

"Lo bener banget Yo. Thanks udah ngingetin gue tentang itu" ucap gue

"Gue ada satu rahasia buat lo Fy, lo mau tau?" tanya Rio. Gue pun mengangguk dengan penuh semangat. Rio mendekat ke arah gue, lalu membisikkan sesuatu ditelinga gue.

"Pelanginya cantik, secantik lo" bisik Rio ditelinga gue. Mendadak wajah gue menghangat. Rio menarik tangan gue, menggandengnya lalu kami berjalan beriringan menuju parkiran mobil.

Selama perjalanan pulang, kami hanya terdiam sambil sesekali saling pandang dan melempar senyum. Entah apa yang dia pikirkan, yang pasti gue merasa hari ini sangat indah.

"Lo sering ke sana Yo?" tanya gue membuka suara, mengusir keheningan diantara kami

"Iya"

"Rame-rame sama temen-temen?"

"Ya engga lah, gue lebih seneng ke sana sendirian, tempat itu spesial banget buat gue, dan gue gak mau mengajak sembarang orang ke sana" Rio menjelaskan dengan pandangan tak lepas dari jalanan yang saat itu sedang ramai.

"Untuk itulah gue berani ngajak lo ke situ, karna sama seperti taman ini, lo spesial buat gue" jawab Rio sambil menatap gue sesaat. Sumpah gue salting banget Rio bilang kayak gitu! Muka gue pasti udah merah kayak kepiting rebus. Tapi gue berusaha menutupi agar Rio tidak tau kalo gue salting karna ucapannya tadi.


***


- Wah Ify bolos cuma gara-gara gak siap nerima kenyataan kalo Cakka udah punya pacar :'O
- Itu si Rio pake ikut-ikutan bolos segala lagi._.
- Aw aw Rio sama Ify so sweet deh pas ditaman bunga :3
- Wooww Ify salting tuuhh pas Rio bilang kalo Ify itu spesial buat Rio :s

Naahhh gimana guys? Seru gak? Penasaran kan sama kisah selanjutnya? Makanya tunggu part selanjutnya yaaa:)

Sabtu, 26 November 2011

Cerbung - Pelangi & Matahari _ Part 3 *Langit dan Bintang*

Haaiiii ini dia part 3nya! Maaf ya kalo kelamaan._. Gue ngepostnya malem-malem. Hehe :B
Yaudah, langsung baca aja yaaakkk! CEKIDOT!!


***


"Ify.. Teman sekelasmu ada yang namanya Rio gak?" tanya mama saat gue lagi siap-siap pergi ke sekolah

"Rio?"

"Iya, Rio. Dia itu anaknya temen mama, tante Manda" ucap mama

"Oh iyaiya, aku sama Rio sekelas" jawabku sambil manggut-manggut, sebenernya sih gue gak tau tante Manda itu siapa, tapi gue males nanyainnya.

"Aku berangkat dulu ya ma" pamitku pada mama

"Aku juga ya ma" ujar Kak Iel

Udah menjadi kewajiban Kak Iel buat nganterin gue ke sekolah sebelum berangkat ke kampusnya. Seperti biasa, dia nurunin gue dideket warung pisang goreng crispy disamping sekolah. Pas gue turun dari mobil, gue ngeliat ada Sivia disana. Gue pun langsung menghampiri Sivia.

"Dia siapa Fy?" tanya Sivia saat aku menghampirinya

"Kakak gue" jawab gue singkat

"Hmmm boleh juga tuh, ganteng banget" ujarnya genit

"Jelas dong, adiknya aja cantik gini" ucap gue sambil cekikikan

"Yeee kepedean lo" ucap Sivia sambil menoyor kepala gue

"Aduh sakit tau" dengus gue sambil memegang kepala gue yang abis ditoyor Sivia

"Pagi Ify" sapa Rio begitu gue sampai di depan kelas

"Mau apa lo?" tanya gue ketus

"Ih pagi-pagi kok sewot" gerutunya

Gue gak mengubris omelan Rio, gue langsung ngeloyor aja ke kursi gue.

"Yeee dia malah pergi. Fy! Ify" teriaknya memanggil-manggil nama gue

'Itu anak kesamber setan apa sih? Kemarin ngatain gue fuck, trus gak lama dia sok heroik gitu belain gue didepan Angel, nah sekarang sok akrab. Bener-bener sinting tuh anak' bantin gue kesal

Langu As Song as You Love Me yang jadi ringtone HP gue berbunyi. Ada sms. Nomornya cantik, tapi gue gatau ini nomor siapa.


From : 087878276***
"Well, I know I am wrong but I am really sorry for that.. I'll pick you up tonight for dinner as my apalogize.. Thx n c u later"


"Siapa sih nih? Aneh banget" gerutu gue kesal

"Gimana? Mau kan?" tanya Rio yang tiba-tiba berdiri dihadapan gue

"Jadi elo yang ngirim sms ini?"

"So.....?" jawabnya penuh harap. Gue diam. Tiba-tiba dia berkata lagi dengan wajah yang berubah ceria

"Fine. Yaudah kalo lo gak mau, gue pergi dengan yang lain aja" ucapnya lalu ngeloyor pergi setelah menebar senyuman yang menurut gue sangat menyebalkan. Sepeninggal Rio, gue jadi bingung sendiri. Apa gue keterlaluan ya? ah masa bodo. Kalo mau dinner sama cewek lain ya silahkan.

"Kenapa lagi nih? Pagi-pagi udah bengong" tegur Zahra tiba-tiba

"Pasti Rio lagi ya?" tebak Shilla

"Yaahh siapa lagi coba yang bikin gue bete disekolah ini?" sahut gue

"Tau gak, berani-beraninya dia ngajak gue dinner" lanjut gue menceritakan semuanya pada Zahra dan Shilla

"Bagus dong" kata Zahra

"Bagus pala lo peang!"

"Terus, lo terima tawarannya" tanya Shilla

"Ya enggaklah" jawab gue

"Kenapa lo tolak? Siapa tau dia pengen baikan sama lo, biar gak berantem lagi" jawab Zahra

"Emang gue cewek apaan? Kalo gue terima, kesannya tuh gue udah ditaklukin sama dia. Kemarin dia bilang kan suatu saat gue bakal nyesel gak maafin dia. Gue rasa ini hanya jebakan dia aja" jelas gue. Zahra tampat berpikir sekilas.

"Ohh gitu...." Shilla manggut-manggut


***


Saat pulang sekolah, Rio ngajak gue pulang bareng. Tapi gue gamau. Karna gue udah dijemput Kak Iel. Lagi-lagi gue heran sama Rio, kenapa sih dia tiba-tiba baik gitu sama gue? Lama gue ngelamun dimobil, gue tersadar tiba-tiba Kak Iel menghentikan mobilnya diparkiran sebuah mall.

"Lho? Kok ke mall sih kak?" tanya gue

"Mama tadi nelpon, trus nyuruh gue nganter lo ke mall buat beli gaun pus high heels baru buat" jelas Kak Iel

"Buat apaan kak?"

"Nanti mama bakal jelasin ke lo"

"Ah mama nih ada-ada aja. Tapi kan gue gak bawa duitnya"

"Pakai duit gue dulu" kata Kak Iel

Setelah berbelanja dimall, gue dan Kak Iel pun pulang. Sesampai dirumah, gue heran ngeliat rumah gue sepi gini. Hanya ada Mbok Yum dan Mang Udin. 'Mama kemana?' batin gue

"Nyonya belum pulang non" ucap Mbok Yum seolah mengerti kebingungan gue, lalu kembali ke dapur

Suara mesin mobil menderu dibawah, sepertinya mama udah pulang. Asik gue seneng banget, gue gak kesepian lagi. Segera gue turun ke bawah dan menyambut kedatangan mama tercinta, engga juga sih, lebih tepatnya bersiap menanyakan tentang gaun dan high heels itu. Gue menyuruh mama duduk disofa. Mama menghela napas panjang lalu duduk disofa ruang keluarga.

"Mama capek banget sayang, tolong ambilin minum ya" ucap mama saat tau gue menunggunya. Tanpa pikir panjang, gue lari ke dapur dan mengambilkan segelas air putih untuk mama. Setelah meneguk sesaat, mama menyuruh gue duduk disampingnya.

"Sini sayang"

"Ma..."

"Ssttt.... Mama tau apa yang akan kau tanyakan" selanya sambil tersenyum dan membuatku semakin penasaran

"Begini, tante Manda menelepon mama. Dia mengundang kira makan malam dirumahnya" jelas mama

"Terus.....mama langsung menerima ajakan tante Manda?" tanya gue ragu

"Iya sayang" jawab mama tersenyum

'Itu berarti, Rio akan ada disana juga? Oh no!' batik gue


***


"Ify, cepet dikit dong sayang, gak enak nanti sama tante Manda kalo terlalu lama nunggu kita" teriak mama dari lantai bawa. Gak lama kemudian dengan malas gue turuh dan bersiap pergi ke rumah Rio.

"Kok cemberut gitu sih?" tanya mamasaat sudah berada dimobil

"Biasa ma, grogi mau ketemu sang pacar. Haha" ucap Kak Iel asal

"Kakak............ngomong apa si lo" gue hendak mencubit lengan Kak Iel dibelakang kemudi

"Udah udah, Iel jangan bercanda dong. Fokus sama jalan aja"

Papa yang mendengar itu hanya tersenyum sambil melanjutkan membaca majalah bisnis kegemarannya.


***


"Ify kok makannya sedikit banget sih? Gak enak ya masakan tante" tante Manda sepertinya nyadar kalo gue gak bersemangat makan. Sebenernya sih bukan karna makanannya yang gak enak, tapi gue tiba-tiba gak berselera makan setelah meliat Rio duduk didepan gue.

"Rio, ajak Ify mencicipi menu dessert buatanmu dong sayang .. Kalian ini satu kelas tapi kok kayak gak saling kenal aja?" ucapan tante Manda tadi hampir membuat gue tersedal. Buru-buru gue tersenyum ke arah tante Manda dan segera mengambil dessert yang dimaksud. Gue gak mau tante Manda bertanya macam-macam tentang kamu. Makanya gue buru-buru mengalihkan perhatian ke mangkuk dessert didepan gue.

Setelah selesai makan malam, papa tampak asyik ngobrol tentang bisnis dengan ayah Rio. Mama pun tak kalah seru ngerumpi dengan tante Manda. Sedangkan Kak Iel ngobrolin otomotif dengan Kak Acel sambil tertawa terbahak-bahak. Sepertinya mereka sangat cocok. Sedangkan gue? Hanya bengong duduk sendiri ditaman belakang rumah Rio sambil sesekali melihat langit malam yang saat itu penuh dengan bintang.

Gue mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah gue. Saat gue hendak menoleh ke ara suara itu, tiba-tiba saja pemilik langkah itu telah duduk disamping gue.

"Langitnya bagus ya, bintangnya banyak" ucapnya sambil menghadap ke atas. Pemilik langkah itu adalah Rio. Gue diem aja, namun gue mengikuti Rio melihat bintang.

"Fy, gue mau bilang sesuatu penting sama lo" kata Rio

"Apa?" tanya gue gak bersemangat

"Gue beneran minta maaf soal dikantin ituu. Gue bener-bener gak sengaja nabrak lo, dan kata-kata kasar itu begitu saja keluar karna gue lagi emosi" jelas Rio pada gue

'Bagus deh kalo lo nyadar' jawab gue dalam hati

"Fy.. Please, gue serius. Maafin gue ya? Gue mau kita temenan dan gak musuhan seperti ini" ucap Rio sambil menatap gue, membuat gue grogi dipandangi terus.

Gue menatap kesungguhan dimata Rio. Entar mengapa gue ngerasa tatapan itu begitu meneduhkan dan perkataannya mengandung ketulusan, membuat hati gue luluh dan memaafkannya.

"Okelah, mulai saat ini kita baikan" ucapku sambil tersenyum ke arahnya

"Thanks" ucap Rio sambil kembali menatap bintang-bintang yang sepertinya semakin banyak bermunculan. Gue meliriknya sekilas, dia tersenyum, entar apa yang dia pikirkan, tapi yang jelas, kali ini dia sungguh berbeda. Tidak ada kesombongan, keangkuhan dan kekasaran yang sebelumnya dia tunjukkan kepadaku.

Tiba-tiba suara handphone Rio mengagetkan kami berdua. Rio segera merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya.

"Hallo..."

"Iya Kka, ada apa?"

'What? Cakka? Dia nelpon Rio? Berarti mereka saling kenal? Atau..........mereka temen deket?' gue terus menebak dalam hati sambil terus menguping pembicaraan Rio dan Cakka

"Ohh iya, kebetulan gue juga gabisa. Dirumah lagi ada kedatangan tamu agung" ucap Rio sambil tersenyum ke arah gue

"Ohh Agni sakit? Okelah, salah buat dia ya. Semoga cepet sembuh"

"Iya lah itu fungsinya sebagai pacar siap siaga, emang suami aja yang siap siaga. Hahaha" ucap Rio terkekeh

"Sip, sampe besok" Rio pun menutup telponnya dan memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya.

"Tadi siapa Yo?" tanya gue

"Oh, tadi Cakka" jawab Rio singkat

"Ohh.. Trus yang Agni Agni itu siapa?" tanya gue lagi

"Pacarnya Cakka. Kenapa sih lo dari tadi nanya mulu? Kayak detektif aja, haha"

"Gak, cuma tanya aja" Mendadak gue lemes. Ternyata Cakka udah punya pacar, dan pacarnya namanya Agni. Gue gak tau kenapa tiba-tiba perasaan gue nyesek banget. Nyesek pas dengen kalo Cakka udah punya pacar.Bintang-bintang di langit kini satu persatu mulai redup, menggambarkan bagaimana suasana hati gue saat ini.


***


Waaaa gimana nih part 3nya??
-Akhirnya Rio sama Ify baikan juga O:)
-What? Cakka udah punya pacar? Dan pacarnya Agni? :O
-Weh weh weh neng Ify cemburu berat nih kayaknya :'O
Gimana yaa sama kisah Ify selanjutnya? Tunggu aja part selanjutnya ya! :D

Cerbung - Pelangi & Matahari _ Part 2 *Tragedi Di Kantin*

Hai semua! Ini gue bawa part 2 nih! Ini lanjutan yang kemarin part 1. Baca yaaa!!
Semoga kalian suka :D


***


“Lo tau gak sih, Rio tuh ganteng banget, udah gitu keren abis” kata beberapa anak cewek yang sedang ngerumpi di depan kelas

“Iya, tau gak tadi dia senyum ke gue lho…” kata salah satu dari mereka sambil memegang kedua pipinya yang membuat teman-teman disekelilingnya iri. Hmm Rio? Siapa dia?

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak gue. Sontak gue kaget. Gue menoleh ke arah orang itu. Ternyata orang itu adalah Shilla.

“Ih sakit tau” ucap gue cemberut

“Maaf-maaf….sengaja. Haha” ucapnya sambil terkekeh “Eh ke kantin yuk!” lanjutnya

“Ayuk!” gue dan Shilla pun segera beranjak dari situ dan menuju ke kantin.

Setelah sampai dikantin, gue dan Shilla nyari tempat duduk yang kosong. Kebetulan ada tempat yang kosong di dekat Sivia, temen kelas gue.

“Eh duduk situ yuk!” ajak Shilla. Gue pun mengikuti Shilla dari belakang.

“Hai Siv” sapa gue sambil duduk disamping Sivia

“Hai Fy, hai Shill” sahut Sivia ramah

“Fy, tolong pesenin bakso satu ya” pinta Shilla

“Eh iya sekalian Fy, gue juga ya. Tolong pesenin mie ayam satu, hehe” tambah Sivia

“Nggih ndoro putrid” jawab gue bergaya ala pelayan kerajaan. Mereka berdua sontak tertawa berbarengan melihat tingkah gue yang persis kayak pelayan kerajaan.

Lalu gue memesan makanan. Satu bakso, dua mie ayam dan satu es jeruk. Setelah memesan makanan, gue pun hendak kembali ke tempat duduk tadi. Saat gue hendak kembali, tiba-tiba…….


GUBRAAKK!!


Gue nabrak seseorang. Ternyata orang itu adalah cowok. Gue dan cowok itu pun sama-sama terjatuh. Lalu cowok itu segera berdiri.

“Heh! Punya mata gak sih lo?” ucap cowok itu memandang ke arah gue. Gue pun segera berdiri berhadapan dengan dia.

“Lo buta ya? Lo pikir ini apa? Hah? Bukan mata?” sahut gue kesal sambil menunjuk ke arah mata gue

“Kalo lo punya mata, harusnya jalan liat-liat dong!” bentaknya

“Eh gak usah bentak-bentak gitu dong! Lo tuh yang jalannya sambil merem” bantah gue kesal

“Argh! Fuck!” bentak cowok itu dengan mengacungkan jari tengahnya tepat di depan muka gue. Lalu cowok itu pergi. Kejadian itu menarik perhatian banyak orang. Mulai dari abang sama ibu-ibu yang jualan makanan, sampai anak-anak yang lagi makan melihat kejadian tadi.

“Lo gapapa kan?” tanya Sivia mendekati gue

“Gapapa, gue cuma bete aja”

“Dari pertama kenal gue udah gak suka sama tuh anak. Rio Stevano yang kata anak-anak di sini sih cowok perfect, ciihhh gak banget!” kata Sivia yang ikut-ikutan emosi. Gue tahan nafas sejenak.

“Apa lo bilang tadi, Rio?” tanya gue

“Iya, dia namanya Rio” jawabnya ketus

“Oh my god, jadi itu yang disukai anak-anak sepanjang masa?” tanya gue pada Sivia

“Iya, kenapa? Lo ikut-ikutan ngefans sama cowok kayak dia?” tanya Shilla kemudian

“Iiihh gak banget! Mendingan Cakka daripada cowok tengil kayak dia”

“Jadi lo sebel sama dia? Maksud gue lo benci banget gitu?” tanya Zahra yang tiba-tiba muncul dibelakang gue

“Ya jelas lah, gimana gue gak sebel dengan cowok sekasar dia. Lo kan tadi liat sendiri kejadian tadi” jawab gue

Jam istirahat berakhir. Gue dan yang lain segera masuk kelas. beberapa anak sedang asyik mengobrol. Ada juga yang lagi nulis, nyanyi-nyanyi, dengerin MP3, dan ada seorang yang melototin gue.

"Ini dia yang nyari gara-gara. Kenapa sih lo pake nabrak Rio segala?? Dasar ganjen!!" bentak Angel

"Apa lo bilang? Gue nabrak Rio? Apa untungnya buat gue? Yang ada tuh dia yang jalan sambil merem" kata gue gak kalah sewotnya

"Ya dia kan primadona, bisa aja lo ganjen cari muka ke Rio yang ganteng dan keren itu" jelasnya

"Ganteng? Keren? Sesuatu banget sih.. Menurut lo dan yang lain Rio itu ganteng, tapi gak buat gue!" jawab gue penuh emosi

"Menurut lo Rio jelek? Buta mata lo! Jangan sekali-kali lo ngejelek-jelekin Rio gue....." bentak Angel

"Rio lo? Sejak kapan?" tanya Rio yang tiba-tiba muncul dan berdiri disebelah gue

"Aarrggghhhh" dengus Angel lau pergi diikuti oleh pengawal-pengawalnya

'Huahahaha mampos!' gue tertawa dalam hati. Hampir gak bisa ngebayangin bagaimana malunya Angel didepan Rio itu. Pasti tengsin abis.

"Hai Fy" sapa Rio

"Huhh..." dengus gue kesal. Gue masih sebel sama dia gara-gara kejadian dikantin tadi

"Sombong banget sih lo" katanya

Gue hanya diam. 'Sombong mana gue sama lo' batin gue kesal

"Udah ditolongin bukannya terima kasih malah sok acuh" katanya lagi

"Gue gak nyuruh lo buat nolongin gue tuh" jawab gue ketus

"Maaf soal kejadian yang dikantin tadi. Gue emosi karna lagi ada masalah" kata Rio meminta maaf padaku

"Gak segampang itu!"

"Oohh jadi gitu nih, lo lebih milih musuhan sama gue? Oke! Lo pasti bakal nyesel nolak permintaan maaf gue" ancam Rio dengan sangat angkuh

"Gausah mimpi deh" jawab gue santai


***


Waahh gimana nih guys? Ceritanya makin bagus gak? Maaf ya kalo pendek banget, abisnya di novelnya gitu sih._.v ya gue sih ikutin gimana novelnya aja (?)
Di novelnya part 2 cuma segini doang :'O jadi maaf yaaa kalo pendek :s
Tapi tenang aja, gue bakalan ngepost cerbung ini setiap hari *insyaallah kalo sempet*

Kamis, 24 November 2011

Cerbung - Pelangi & Matahari _ Part 1 *Love at The First Sight*

Hai semuaaa!! Gue bawa cerbung nih. Tapi ceritanya copas dari Novel. Ada yang pernah baca Novel "Pelangi & Matahari"? Kalo udah pernah baca pasti tau dong ceritanya :p
Kalo yang belom pernah baca Novel itu, baca cerbung ini ajaahh.. Ceritanya kan sama kayak di Novel itu, tapi ada yang aku bedain sedikit sih pas dipertengahannya._.v
Yaudah, langsung aja yak! CEKIDOOOTTTT!!!!!!



***


Pelagi itu layaknya kekasih, hanya memberikan keindahannya sesaat, lalu menghilang. Namun matahari adalah sahabat yang selalu bersinar terang, yang selalu mendukung kita, kapan pun, dan dimana pun.

***

#Flashback On

Di sebuah taman bermain, seorang anak laki-laki kecil tampak merengek kepada mamanya. Doa tidak mau bermain dengan anak perempuan teman mamanya. Tapi mamanya tetap menyuruhnya untuk bermain. Mama anak itu hendak menemui seseorang sebentar. Ia menitipkan anaknya pada pengasuh anak temannya untuk beberapa menit.

Anak laki-laki itu merengut melihat mamanya pergi. Lalu dia berjalan mendekati gadis kecil seumuran dirinya yang sedang bermain dengan seorang laki-laki yang kira-kira usianya 3 tahun diatasnya, sepertinya kakaknya.

Kemudian anak laki-laki itu duduk di dekat perosotan. Sementara gadis kecil dan kakak laki-lakinya itu bermain ayunan. Anak laki-laki kecil itu hanya diam karena tidak ingin bermain dengan mereka berdua. Dia melipat tanyannya di atas lututnya yang ditekuk, kemudian mendengus.

Gadis kecil itu tertawa sangat ceria ketika kakaknya mendorong ayunannya. Dia melambung tinggi. Melihat itu, anak laki-laki kecil itu sedikit iri. Kemudian dia mencoba menaiki tangga prosotan dan memamerkan kesenangannya.

Dia sudah sampai diatas prosotan. Sebelum meluncur, dia melihat gadis kecil itu turun dari ayunan. Dia melihat gadis kecil itu memetik bunga di dekat ayunan. Diperhatikannya gadis kecil itu dengan seksama. Namun tiba-tiba gadis itu menjerit.

“Mamaaaaaaaa!!!!” jerit gadis kecil itu, ia memutar-mutar kepalanya seolah sedang menghindari sesuatu yang terbang diatasnya. Lalu tangisnya pun pecah. Anak laki-laki itu tersentak. Gadis itu memegangi hidungnya sambil menangis tersedu-sedu. Kakaknya berusaha membujuknya untuk diam. Namun gadis itu tetap menangis.

Anak laki-laki itu memandangi wajah gadis kecil itu yang tampak memerah dengan mata sembap. Gadis kecil itu memegangi hidungnya. Refleks anak laki-laki itu tertawa melihat ekspresi gadis itu yang menurutnya sangat lucu, menangis dan tertawa secara bersamaan.

Mendengar suara seseorang menertawainya, sontak gadis itu menoleh. Mata bulatnya melotot memandangi anak itu dengan kesal. Sementara hidungnya terlihat sangat merah dan sedikit bengkak. Anak laki-laki itu kembali tertawa dan kali ini semakin keras.

#Flasback Of

***

Hai, kenalin gue Alyssa Saufika Umari. Panggil aja gue Ify. Hari ini hari pertama gue sekolah di SMA RFM Pelita. Hari ini pula gue MOS. Tapi disekolah ini MOSnya gak kayak sekolah lain. Kalo sekolah lain kan MOSnya pake seragam yang aneh-aneh, kalo sekolah ini mah engga. Hari pertama MOS ya pake seragamnya seragam biasa. Hoho.

“Fy! Hey! Ify!” teriak seseorang memanggil gue. Gue nengok ke arah suara itu. Seorang cewek dengan rambut sebahu, memakai jepit rambut berwarna pink yang wajahnya sudah tak asing lagi dimata gue. Dan orang itu bersama seorang gadis yang gak pernah gue kenal.

“Dea! Lama gak ketemu” teriak gue saat melihat Dea. Oh iya, Dea itu temen SD gue. Gue gak nyangka bakal satu sekolah lagi sama Dea haha

“Iya Fy. Oh iya, kenalin ini Shilla, temen gue” ucap Dea memperkenalkan cewek disebelahnya

“Hai, gue Ashilla Zahrantiara. Panggil aja gue Shilla” Shilla menjabat tangannya dan memperkenalkan dirinya

“Hai, gue Alyssa Saufika Umari. Panggil gue Ify” ucap gue sambil membalas jabatan tangan

“Senang bisa kenal sama lo. Ngomong-ngomong lo kelas berapa?” tanya Shilla ke gue

“Hah? Kelas? Ya ampun gue lupa liat dikelas mana gue diterima!” kata gue gugup

“Gue tau kok, lo kelas X-3. Gue sempet liat nama lo di papan pengumuman penerimaan siswa baru” sahut Dea

“Fiiuuhh! Untung gue ketemu lo De, kalo gak gue bakal tengsin abis kalo sampe salah masuk kelas. Haha”

“Yaudah yuk ke kelas, kita bertiga kan sekelas” kata Shilla

“Kita sekelas? Gak nyangka gue, haha. Yaudah yuk ke kelas” gue, Shilla dan Dea pun menuju kelas X-3.

***

“Hai adik-adik kelasku yang manis-manis. Selamat datang, selamat bergabung di SMA RFM Pelita” seru seorang senior yang mengenalkan dirinya, kakak itu bernama Irva.

“Iya kak Irva yang manis” ucap seorang anak cowok yang duduk dibaris samping gue.

“Oke deh. Yaudah, sebelumnya kakak akan menceritakan sejarah sekolah ini” kata kak Irva

“Bodo amat, emang peduli apa gue sama…………”kata gue terputus oleh sesuatu yang bergerak. Bukan sesuatu melainkan seseorang. Seseorang yang sedang tertawa.

“Sama apa Fy?” tanya Zahra temen sebangku gue. Gue menyikut lengan Zahra, sambil mengarahkan dagu gue ke arah cowok yang mengusik perhatian gue.

“Yang mana? Yang kurus, pendek, dan aneh itu ya?” tanya Zahra

“Bukan. Yang sebelahnya” ucap gue berbisik

“Oh cowok itu, hmm gue gak kenal Fy” ucap Zahra

“Yeee bilang kek dari tadi. Pake pura-pura mikir segala” desah gue kesal. Zahra hanya terkekeh. Gue menoleh ke belakang, ke bangku Dea.

“De, lo kenal sama anak itu gak?” tanya gue dengan berbisik pada Dea sambil menunjuk cowok yang gue maksud

“Oh itu Cakka. Kenapa Fy?” jawab dan tanya Dea

“Gak, Cuma tanya aja” jawab gue sedikit malu.

***

Hari ini hari kedua gue MOS. Dan tugas hari ini adalah menggambar muka sendiri, lalu gambar itu akan dikumpulkan ke depan kelas dan diacak, setelah itu masing-masing mengambil satu gambar secara acak pula. Lalu kami akan melakukan wawancara singkat terhadap si pemilik gambar. Menanyakan biodata dan lain sebagainya.

Walaupun dengan setengah hati, gue lakuin juga tugas itu. Sewaktu gue mengambil gambar secara acak, gue dapet gambar yang sepertinya cowok yang rambutnya dicepak. Sumpah gambar itu jelek banget. Gue gak bisa nemuin pemilik gambar ini karena menurut gue gak ada cowok dikelas ini yang sejelek gambar yang ada ditangan gue.

“Kak, gue gak tau ini gambar siapa” ucap gue ke kak Irva. Kak Irva pun mengambil gambar itu dariku.

“Perhatian adik-adik. Ini gambar siapa ya?” tanya kak Irva memperlihatkan gambar itu pada anak-anak. Seisi kelas menertawai gambar itu. Mungkin mereka berpendapat bahwa gambar itu jelek dan aneh. Lalu tiba-tiba ada seseorang dari bangku belakang yang mengacungkan tangan.

“Itu gambar gue” ucapnya dengan percaya diri. Hah?! Cakka? Gue mendelik melihat Cakka mengaku gambar itu miliknya. Cakka yang ganteng itu menggambar dirinya sendiri sejelek ini? Gue bener-bener gak nyangka.

“Oke sekarang udah jelas itu gambar siapa. Ify, sekarang giliranmu mewawancarai Cakka” ucap kak Irva

“I…iya kak” jawan gue ragu

Gue pun menghampiri tempat duduk Cakka. Kini gue duduk persis di depan Cakka. Mata kami bertemu, Cakka bener-bener keren! Baru kali ini gue ngeliat Cakka sedekat ini. Benar-benar seperti Justin Bieber.

“Ehem! Jadi gak ngewawancarain gue?” tanya Cakka membuyarkan lamunan gue. Sontak gue kaget.

“Eh, i…iya iya, jadi kok” jawab gue gugup. Gue pun mulai mewawancarai Cakka.

***

“Woy! Kenapa sih lo? Kayak orang gila aja senyum-senyum sendiri” tegur Zahra saat jam istirahat. Gue gak ngejawab pertanyaan Zahra, gue Cuma ngebales dengan senyuman bahagia.

“Hmmm gue tau nih. Pasti lo kena virus cinta. Lo suka sama Cakka kan? Ngaku lo” tebak Zahra. Gue mengangguk kecil sambil tersenyum. Zahra hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah gue sekarang.

“Hai semua.. Ikutan dong! Ngobrol apaan sih? Kayaknya seru banget” tanya Shilla yang tiba-tiba duduk disamping gue

“Tuuhh, ada yang lagi jatuh cinta” ucap Zahra sambil menunjuk gue

“Bener Fy? Siapa Fy, siapa cowok itu? Siapa?” tanya Shilla yang menurut gue berlebihan

“Yaa siapa lagi kalo bukan sama si Justin Bieber alia Cakka….” Jawab Zahra tak mau kalah. Mata Shilla membulat tidak percaya.

“Benera Fy lo naksir sama Cakka? Tipe lo rendah amat sih” ucap Shilla

“Maksud lo?” tanya gue tersinggung

“Ya lo tau sendirilah, dia itu agak gendut, playboy pula” jelasnya

“Playboy? Tau darimana lo?” tanya gue yang masih tak percaya

“Heellloooo semua orang juga udah tau kali Fy” jawab Shilla dengan nada menyindir

Hah? Masa sih Cakka playboy? Dia keliatannya baik kok. Tapi apa mungkin yang dibilang Shilla bener? Ah bodo amat, yang  jelas gue suka banget sama Cakka. Playboy atau engga itu urusan nanti. Cakka is my love at the first sight buat gue. Gue kembali tersenyum.

“Masih suka nih? Kayaknya celotehan gue gak mempan deh” ucap Shilla melirik ke arahku

“Gak mempan sih weee” gue menjulurkan lidah kea rah Shilla

“Oke oke gue nyerah deh sama orang yang lagi kasmaran. Haha” ucap Shilla sambil ngeloyor pergi. Sementara gue masih senyum-senyum mengingat kejadian waktu gue ngewawancarain Cakka.

***

Gimana guys? Bagus gak?
Part 1nya segitu dulu yaaaa... Besok gue post part 2nya deh!