Rabu, 30 November 2011

Cerbung - Pelangi & Matahari _ Part 4 *Ssttt.....Bolos yuk!*

Sorry ya kalo gue ngepostnya lama! Maklum, kemaren lagi sibuk sama tugas. Makanya kaga ngepost part 4 :|
Dan sekarang gue post nih part 4nyaa.. Baca ya :D
CEKIDOT!!!


***


Tok....tok....tok....

"Non, bangun Non, sudah siang" kata Mbok Yum membangunkan gue yang enak-enak lagi tidur

Gue mengucek mata sesaat sambil meregangkan tangan dan kaki gue, mengumpulkan tenaga untuk bangun. Sebenernya sih gue males banget buat bangun.

"Kok sepi sih mbok?" tanya gue sambil memposisikan duduk ditempat tidur

"Iya, Nyonya pergi ke Bandung. Katanya me.... meet....meeting. Trus kalo Den Gabriel sudah berangkat ke kampus" jawab Mbok Yum

"Bagus deh kalo gitu" kata gue

"Bagus apanya, Non?" tanya Mbok Yum

"Ya bagus, jadi aku bisa bolos sekolah. Lagi males banget sih Mbok" kata gue sambil menguap

"Kok bolos sih Non? Ntar dimarahin Nyonya lho" kata Mbok Yum

"Ya kalo Mbok Yum gak bilang mama sih gak bakal ada yang marahin" jawab gue enteng

"Yaudah, kalo gitu Mbok gak akan bilang Nyonya" jawab Mbok Yum polos. Kemudian Mbok Yum keluar dari kamar gue dan pergi ke dapur. Mbok Yum sudah bertahun-tahun ikut mama. Dia tidak punya anak, namun dia menganggapku seperti anaknya sendiri. Dia tinggal di rumah ini bersama Mang Udin, suaminya yang bertugas menjaga kebun.

Gue melamun diatas kasur. Kejadian semalem bener-bener bikin gue shock, bahkan gue ngerasa cinta gue buat Cakka layu seketika sebelum berkembang. Gue sengaja bolos sekolah gara-gara itu. Gue belum siap bertemu Cakka, lebih tepatnya gue belum siap menerima kenyataan bahwa Cakka sudah punya pacar. Ah, seperti apa ya gadis itu. Secantik apa sih dia sampai Cakka mau menjadi pacarnya.

Tiba-tiba ponsel gue berbunyi.

"Halo..." kata gue mengangkat telpon dengan ragu

"Fy, lo kenapa gak masuk? Sakit?" tanya seseorang diseberang sana. Ternyata dia Rio.

'Ah Rio, kenapa lo tiba-tiba jadi perhatian gini.. Seandainya yang berbuat seperti ini Cakka, gue pasti bakal jungkir balik kegirangan' batin gue

"Fy..."

"Eh iya, engga-enggak gue gapapa kok Yo, cuma agak kecapekan aja. Badan gue pegel-pegel" jawab gue bohong

"Oh yaudah lo istirahat aja" kata Rio

"Hmm gak ada lo kelas jadi sepi nih, membosankan" lanjutnya. Wajah gue memanas mendengar pengakuan Rio, entah itu jujur atau gombal sekalipun.

"Dasar gombal" jawab gue

"Eh tau gak, sekarang gue lagi dimana?" tanya Rio kemudian

"Di kelas kan?" tebak gue sekenanya yang saat itu juga gue sesali karna gak ada sedikit pun suara ramai diujung sana

"Gue lagi kepanasan nih di depan rumah lo" jawab Rio enteng

"What?" gue langsung loncat dari kasur dan melihat keluar jendela. Dibawah ada Rio yang melambaikan tangannya ke atas. Gila, Rio beneran di depan rumah gue? Gak tau kenapa meski gue kaget banget, tapi hati gue berbunga-bunga. Gue pun segera keluar dari kamar dan turun ke bawah menemui Rio.

"Rio.." pekik gue setelah berada di depannya. Rio tersenyum.

"Emm gue boleh masuk?" tanya nya

"Bolehlaahh, yuk.." ajak gue. Gue pun mempersilahkan Rio masuk. Gue dan Rio duduk diruang tamu. Kami mengobrol tentang apa saja diruang tamu. Gue baru sadar terntara Rio pintar, wawasannya luas dan dia sama sekali gak sombong seperti saat pertama kali kita bertemu.

"Eh toilet dimana Fy? Gue mau numpang ganti baju dong, ntar dikira bolos lagi" ucap Rio seketika

"Yeee emang kenyataannya lo bolos kan" jawab gue

"Sstt.. Diem-diem aje"

Gue pun menunjukkan letak toilet. Rio pun segera menuju toilet untuk ganti baju. Setelah beberapa lama, Rio datang menghampiri gue dengan pakaian biasa, bukan seragam lagi.

"Eh, lo ganti baju juga sana. Trus kita jalan deh. Mau gak?" ucap Rio

"Hmmm oke, gue ganti baju dulu ya" gue pun segera menuju ke kamar gue untuk ganti baju. Dengan kaos putih berlengan pendek dipadu dengan blue jeans dan sepatu boots gue siap jalan-jalan bareng Rio. Tak lupa gue memoleskan lip gloss biar bibir gue keliatan lebih segar. Setelah selesai, gue pun turun dan menemui Rio yang udah menunggu di bawah.

"Yuk jalan" ajaknya

Setelah sebelumnya pamit ke Mbok Yum, gue dan Rio segera meluncur pergi ke tempat yang telah kami sepakati. Yaitu TIMEZONE.


***


Setelah puas main di TIMEZONE, kami membeli es krim di Florench. Kenikmatan es krim dengan rasa coklat dan ada taburan kacang diatasnya membuat hari ini terasa lebih special.

"Fy, lo suka kelinci gak? Gimana kalo nanti kita ke Rabbito Shop?" tanya Rio

"Suka. Tapi kadang-kadang gue takut. Tapi ide lo bagus juga, gue belum pernah mengunjungi tempat itu" ucap gue menyetujui

Sesuai namanya, di Rabbito Shop terdapat beraneka jenis kelinci. Gue mengamati kelinci itu satu persatu, ada satu jenis yang paling gue suka. Menurut penjelasan Rio, itu sejenis kelinci anggora, tubuhnya kecil, bulunya putih dan sangat lembut,  sangat kontras dengan matanya yang berwarna merah. Sangat cantik dan menggemaskan. Setelah puas mengamati kelinci-kelinci yang cantik itu, kami menelusuri taman bunga yang letaknya gak jauh dari Rabbito Shop.

"Ini tempat gue kalo lagi sedih Fy" ucap Rio ke gue

"Setelah dari sini, segala masalah gue seakan mudah gue atasi. Taman ini sangat cocok untuk menghilangkan stres" lanjutnya


Tes....tes....tes....


Tiba-tiba hujan turun. Padahal matahari masih bersinar dengan terangnya. Kami segera berteduh di bawah pohon yang sangat rindang sambil memerhatikan titik-titik air itu membasahi tanah. Gak lama kemudian hujan pun berhenti.

"Liat Fy, ada pelangi disana" Rio menunjuk ke langit utara, tampat semburat garis berwarna-warni melengkung dengan indahnya. Gue ikut mendongakkan kepala ke atas, ternyata benar ada pelangi di langit utara.

"Cantik" gumam gue perlahan

"Tau gak pelangi itu seperti apa?" tanya Rio

"Gak tau. Emang apa?"

"Pelangi itu seperti seorang kekasih. Pelangi memberikan keindahannya sesaat, lalu menghilang. Berbeda dengan matahari. Matahari itu seperti seorang sahabat yang selalu menyinari kita, yang selalu mendukung kita, kapanpun, dan dimanapun kita berada" jelas Rio. Gue terkesiap mendengar penjelasan Rio.

"Lo bener banget Yo. Thanks udah ngingetin gue tentang itu" ucap gue

"Gue ada satu rahasia buat lo Fy, lo mau tau?" tanya Rio. Gue pun mengangguk dengan penuh semangat. Rio mendekat ke arah gue, lalu membisikkan sesuatu ditelinga gue.

"Pelanginya cantik, secantik lo" bisik Rio ditelinga gue. Mendadak wajah gue menghangat. Rio menarik tangan gue, menggandengnya lalu kami berjalan beriringan menuju parkiran mobil.

Selama perjalanan pulang, kami hanya terdiam sambil sesekali saling pandang dan melempar senyum. Entah apa yang dia pikirkan, yang pasti gue merasa hari ini sangat indah.

"Lo sering ke sana Yo?" tanya gue membuka suara, mengusir keheningan diantara kami

"Iya"

"Rame-rame sama temen-temen?"

"Ya engga lah, gue lebih seneng ke sana sendirian, tempat itu spesial banget buat gue, dan gue gak mau mengajak sembarang orang ke sana" Rio menjelaskan dengan pandangan tak lepas dari jalanan yang saat itu sedang ramai.

"Untuk itulah gue berani ngajak lo ke situ, karna sama seperti taman ini, lo spesial buat gue" jawab Rio sambil menatap gue sesaat. Sumpah gue salting banget Rio bilang kayak gitu! Muka gue pasti udah merah kayak kepiting rebus. Tapi gue berusaha menutupi agar Rio tidak tau kalo gue salting karna ucapannya tadi.


***


- Wah Ify bolos cuma gara-gara gak siap nerima kenyataan kalo Cakka udah punya pacar :'O
- Itu si Rio pake ikut-ikutan bolos segala lagi._.
- Aw aw Rio sama Ify so sweet deh pas ditaman bunga :3
- Wooww Ify salting tuuhh pas Rio bilang kalo Ify itu spesial buat Rio :s

Naahhh gimana guys? Seru gak? Penasaran kan sama kisah selanjutnya? Makanya tunggu part selanjutnya yaaa:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar