Rabu, 19 Oktober 2011

Kenangan Terindah - Cerpen

Haaiiii gue bawa cerpen baru lagi niihh!! Baru dibikin semalem. Padahal semalem niatnya pengen ngerjain tugas dilaptop, eh tautau malah bikin cerpen ini._. Gatau nih ide dateng darimana, tautau langsung muncul gitu aja.-. Udah ya, langsung baca ajaaa
KEEP READING GUYS \=D/

***

Seorang gadis sedang menunggu di sebuah taman. Mungkin gadis itu menunggu seseorang. Sudah sekitar 1 jam gadis itu menunggu seseorang ditaman. Tapi orang yang ditunggunya tak kunjung datang. Sesekali gadis itu melirik ke arah jam tangannya. Gadis itu melipat kedua tangannya didada sambil mondar-mandir.

‘Huh!! Lama banget siihh datengnyaaa!! Lumutan gue nunggunya’ batin gadis itu kesal. Tak berapa lama kemudian, seorang lelaki datang dari belakang. Lelaki itu langsung memeluk sang gadis. Sang gadis yang menyadari kedatangan lelaki itu, langsung melepas pelukannya dan berbalik menghadap lelaki itu.

“Hai sayang” sapa lelaki itu

“Errr lama banget sih lo!! Lo bilangnya ketemuan disini jam 1, tapi lo datengnya jam 2 lewat tau gak siihhh??!! Lumutan gue nunggunyaaa” teriak gadis itu memarahi lelaki itu. Lelaki itu langsung menutup telinganya.

“Wow santai dong sayang.. Maaf deh lama, tadi gue mampir ke toko dulu. Trus gue beli sesuatu buat lo” ucap lelaki itu

“Apaan?” tanya gadis itu jutek

“Weeyyy jangan jutek gitu napa” lelaki itu mencubit pipi sang gadis

“Iihhh yaudah gausah nyubit!! Emang lo mau ngasih apa ke gue??” tanya gadis itu lagi

Lelaki itu pun segera merogoh kantong celananya, diambilah sebuah kotak kecil dari kantongnya. Lelaki itu pun member kotak kecil itu pada sang gadis.

“Apaan nih??” tanya gadis itu menerima kotak kecil dari sang lelaki

“Buka aja” suruh lelaki itu. Sang gadis pun membuka kotak kecilnya, dan………WAW!! Sebuah kalung berwarn perak dan berbandul A&S. Benar-benar indah.

“Waw!! Vin, sumpah ini bagus banget!! Gue suka” ucap gadis itu senang

“Pasti dong. Gue ngeliat kalung itu disebuah toko. Kebetulan kalung itu berbandul A&S, yang huruf A melambangkan Alvin, sedangkan yang huruf S melambangkan Sivia” jelas lelaki itu. Ternyata lelaki itu bernama Alvin, dan gadis itu bernama Sivia.

“Aaaaa bagus bangeetttt!!” teriak Sivia senang

“Sini gue pakein kalungnya” Alvin mengambil kalung yang ada ditangan Sivia, lalu Alvin memasangkan kalung pada leher Sivia. Sekarang kalung itu sudah melingkar indah dileher Sivia.

“Waahh tambah cantik lo Vi pake kalung itu” puji Alvin

“Hehehe makasih ya Vin” ucap Sivia memeluk Alvin

“Iya sayang, sama-sama. Love you” bisik Alvin membalas pelukan Sivia

“Love you too”

“Oh ya sayang, kita jalan-jalan yuk!!” ajak Alvin sambil melepaskan pelukannya

“Kemana?” tanya Sivia

“Udah, ayok ikut aja” Alvin menarik tangan Sivia menuju ke mobilnya. Alvin dan Sivia pun pergi dari taman itu.

***

“Vin, kita mau kemana sih??” tanya Sivia pada Alvin yang sekarang sedang berada dimobil

“Udah, lo nurut aja. Gue bakal bawa lo ke suatu tempat” jawab Alvin yang masih terus fokus menyetir

Sivia yang mendengar jawaban Alvin pun diam saja. Sivia hanya  memasang earphonenya dan menyetel lagu. Baru beberapa saat Sivia mendengarkan lagu, tiba-tiba Alvin memarkirkan mobilnya disuatu lapangan.

“Lho? Kok berhenti disini sih?” tanya Sivia melepas earphonenya

“Kita udah sampe sayang:)” jawab Alvin tersenyum. Sivia pun keluar dari mobil, disusul dengan Alvin.

“Kita mau kemana sih Vin?” tanya Sivia mengedarkan pandangannya pada sekitar tempat

“Air terjun melodi” jawab Alvin singkat

“Air terjun? Mana air terjunnya?” tanya Sivia. Tanpa menjawab pertanyaan Sivia, Alvin menarik tangan Sivia. Hanya beberapa langkah, mereka sampai ditempat tujuan. Air terjun melodi. Tempatnya sangat indah.

“Waw!! Indah banget Vin tempatnya. Keren” komentar Sivia memandang sekeliling air terjun itu

“Tuh kan, udah gue duga pasti lo suka tempat ini” ucap Alvin

“Foto yuk Vin!” ajak Sivia menarik lengan Alvin. Alvin hanya tersenyum melihat tingkah Sivia.

“Pake BB gue aja ya” Sivia pun mengeluarkan BBnya. Segeralah mereka berfoto-foto disekita air terjun itu. Cukup lama mereka berfoto-foto disekitar air terjun itu. Canda tawa mereka lewati ditempat itu. Terkadang mereka bermain cipratan air, sampai keduanya basah karna cipratan air.

“Hahaha rasain lo.. Kena kan” Sivia terus menyipratkan air ke arah Alvin

“Oh gitu ya, oke. Gue kenain lo” Alvin pun membalas menyiprat Sivia, tapi Sivia berhasil menghindar

“Gak kena, wleee” Sivia memeletkan lidahnya ke arah Alvin, kemudian kembali menyipratkan air ke arah Alvin lagi

“Udah dong. Basah nih. Pulang yuk” ajak Alvin yang menyerah pada Sivia

“Yaahh padahal lagi asik-asiknya main disini” ucap Sivia cemberut

“Gausah cemberut gitu dong. Besok-besok kita kesini lagi deh. Ajak Rio sama Ify juga” bujuk Alvin

“Bener ya?” Sivia berdiri sambil menatap Alvin. Alvin pun mengangguk sambil tersenyum.

“Assiikkk!!! Yaudah, yuk pulang” Sivia menarik tangan Alvin.

***

Hening sesaat. Suasana dimobil sangat hening, hanya ada suara deru mesin mobil. Alvin yang fokus menyetir, melihat Sivia sekilas. Sivia kedinginan. Alvin pun mengambil jaket dibelakang joknya dan masih tetap menyetir.

“Nih pake jaket gue. Nanti lo sakit” Alvin memberi jaketnya dan masih tetap menyetir

“Thanks” Sivia menerima jaket itu dan memakainya

“Makanya, tadi jangan main air. Jadi kedinginan kan tuh” ucap Alvin

“Iihh apaan sih. Yang mulai duluan kan elo” dengus Sivia

“Amasaa??” goda Alvin melirik Sivia

“Au ah” Sivia memalingkan wajahnya ke arah jendela

“Yaelah gitu aja ngambek” ucap Alvin sambil tetap menyetir. Sivia diam. Sekarang keadaan kembali hening. Tiba-tiba Alvin mengerem mendadak, Sivia langsung kaget. Ternyata 2 orang preman menghadang mereka.

“Buka pintunya wooyy!!” teriak salah satu preman mengetok kaca jendela

“Duh Vin, gimana nih?? Gue takut” cemas Sivia. Dari raut wajah Sivia, Sivia nampak ketakutan. Alvin pun mencoba menenangkan Sivia.

“Oke Vi, tenang ya, tenang. Ada gue disamping lo. Lo gak akan celaka” ucap Alvin sambil menenangkan Sivia. Kemudian dia langsung keluar menghampiri preman-preman itu. Sivia yang masih ketakutan masih tetap didalam mobil.

“Serahin semua barang-barang lo!!” teriak preman yang berbadan besar sambil menarik kerah baju Alvin

“Hah!! Ogah banget gue nyerahin barang-barang gue ke elo” tolak Alvin melawan perkataan preman itu

“Ohh berani lo nantang gue?! Woy, lo ambil cewek yang ada didalam mobil itu” suruh preman berbadan besar pada temannya berbadan kurus

“Wooyy mau lo apain pacar gue? Jangan pernah sentuh pacar gue!!” geram Alvin marah. Tapi preman yang berbadan besar menahan Alvin. Preman berbadan kurus itu pun langsung membuka pintu mobil dan menarik Sivia keluar.

“Iiihhh lepasin!! Lepasin gue!! Alvin tolongin gue!!” teriak Sivia meronta-ronta

“Wooyyy lepasin pacar gue!!” teriak Alvin geram. Karna sudah emosi, Alvin berontak. Dia menonjok preman berbadan besar itu. Preman itu pun jatuh kesakitan. Alvin segera menuju Sivia yang ditahan oleh preman berbadan kurus itu.

“Lepasin pacar gue!! Jangan pernah lo sentuh pacar gue!!” emosi Alvin meluap. Dia langsung menghajar preman itu, tapi sialnya Alvin malah terkena tusukan pisau yang dipegang oleh preman berbadan kurus itu.


SLLUUPPP!! *anggep aja bunyi tusukan._.v*


“ALVIIINNNN!!!” teriak Sivia histeris. Alvin tergeletak dijalan. Preman-preman itu pun langsung kabur meninggalkan Alvin dan Sivia.

“Alvin!! Alvin bagun Vin!! Please, gue mohon lo bertahan” Sivia menangis sambil memegang wajah Alvin

“Sivia” ucap Alvin terbata-bata

“Ya Vin? Lo masih kuat kan? Kita ke rumah sakit ya” ucap Sivia berusaha mengangkat tubuh Alvin

“Gak perlu Vi. Kayaknya hidup gue gak akan lama lagi”

“Gak Vin!! Lo gak boleh ngomong gitu!! Lo harus bertahan!! Lo pasti bisa”

“Gak, Vi. Udah, lo gak usah nangis. Gue gak akan pergi dengan tenang kalo lo terus nangis karna gue. Lo janji ya jangan nangis lagi. Gue gak mau liat lo nangis. Gue sayang sama lo” ucap Alvin dengan terbata-bata

“Gue juga sayang sama lo Vin. Tapi lo jangan pergi!! Gue gak mau lo pergi!!”

“Tapi Vi, gue udah gak kuat. Arrgghh!! Maaf Vi, kalo selama ini gue gak bisa jadi pacar yang baik buat lo. Maaf kalo selama ini gue selalu buat lo kesel. Oh iya, jaga kalung itu baik-baik. Itu kado terakhir dari gue buat lo. Dan itu tanda cinta gue ke elo. Selamat tinggal Vi. Gue sayang sama lo” itulah kata-kata terakhir sebelum Alvin menghembuskan nafas terakhirnya. Sivia yang berada disitu langsung teriak histeris.

“ALVIIINNN!!! LO GAK BOLEH PERGI VIN!! LO GAK BOLEH PERGI!! GUE GAK MAU LO PERGI!! GUE SAYANG SAMA LO VIN!! ALVIIINNN BAGUN VINN!!” teriak Sivia seraya mengguncang-guncangkan tubuh Alvin yang tak bernyawa itu


***


KEESOKAN HARINYA

@Pemakaman

Pagi ini Alvin dimakamkan. Banyak kerabat yang berduka dengan kepergian Alvin secepat ini. Tak terkecuali Sivia. Ya, dia sangat terpukul dengan kepergian Alvin. Kepergian Alvin yang membuatnya terpisah dengan kekasih yang dicintainya. Sivia menangis disamping makam Alvin sambil memegang batu nisan yang bertuliskan ALVIN JONATHAN SINDUNATA. Disitu terukir jelas nama seseorang yang selama ini mengisi hatinya, mengisi hari-harinya, dan selalu ada disaat dia butuh. Kenangan terindah yang Alvin berikan kepada Sivia adalah kalung berwarna perak dan berbandul A&S yang diberikan Alvin kemarin. Itu merupakan kenangan terindah dan terakhir yang diberikan Alvin kepadanya.

“Vin, kenapa lo pergi secepat ini? Gue gak mau lo pergi” tangis Sivia sambil memegang batu nisan

“Non, ayo kita pulang” ajak Bi Ijah

“Gak mau Bi! Aku mau disini aja, aku mau nemenin Alvin!” tolak Sivia sambil menangis

“Tapi non, non Sivia gak mungkin tinggal disini. Udahlah non, ikhlaskan saja den Alvin. Biarkan den Alvin pergi dengan tenang. Non jangan sedih lagi. Kalo non Sivia sedih, den Alvin juga pasti sedih. Non Sivia mau den Alvin sedih disana? Enggak kan? Makanya non Sivia jangan sedih lagi ya. Sekarang, ayo kita pulang” bujuk Bi Ijah lagi. Setelah mendengar ucapan Bi Ijah, Sivia pun berdiri dan segera pulang. Tapi sebelum pulang, Sivia berpamitan dulu pada Alvin.

“Vin, gue pulang dulu ya. Lo baik-baik ya disana. Gue janji gak akan sedih lagi. Dan gue akan jaga kado terakhir yang lo kasih ini. Gue sayang sama lo Vin” ucap Sivia sambil memegang kalung dilehernya

‘Gue juga sayang sama lo’ terdengar suara seseorang ditelinga Sivia. Sivia mengedarkan pandangannya. Tidak ada siapa-siapa. Hanya ada dirinya dan Bi Ijah. Ah, pasti itu suara Alvin, pikirnya. Sivia pun tersenyum dan beranjak pergi dari pemakaman.

Kini Sivia mulai bisa merelakan Alvin pergi. Walau terkadang Sivia sedih jika mengingat kenangan-kenangan indah bersama Alvin. Kenangan dimana mereka selalu berbagi canda tawa, dimana Alvin selalu menghiburnya disaat Sivia sedih, dan dimana Alvin selalu berada disampingnya disaat dia butuh. Ya, itu memang kenangan terindah Alvin & Sivia.















ALVIN     &    
                           SIVIA 















-THE END-


Nah guys, gimana? Bagus gak? Maaf ya kalo jelek. Maklumlah, ini bikinnya asal jadi.
Sebenernya gak kepikiran buat bikin cerpen ini, tapi tautau muncul ide buat bikin ini._.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar